Untuk Dorong Siswa/i SMA Cintai Matematika, Prodi Matematika Gelar MCF 2016

[Jakarta, VoE FKIP UKI] Matematika berperan besar, bahkan hadir dalam pengembangan semua ilmu, baik sains maupun ilmu sosial. Tanpa matematika, pengembangan teknologi juga tidak akan terjadi. Aljabar dan teori bilangan adalah dasar pembuatan kode dan kompresi informasi dalam pembuatan ponsel. Visualisasi yang digunakan membangun animasi dan grafik dalam komputer tak dapat dibuat tanpa Geometri. Analisis matematis, analisis numerik dan perhitungan matematis merupakan landasan pembuatan teknologi pengaman (kontrol) yang diperlukan untuk memulai, menjalankan dan menghentikan mesin sesuai kebutuhan. Hak ini dipaparkan oleh Bapak Bitman Manullang, M.Pd. di sela-sela pelaksanaan Mathematics Challenge Festival (MCF) di Kampus UKI Cawang, Sabtu, 9 Oktober 2016.

“Matematika mutlak dikuasai oleh suatu bangsa yang ingin maju. Tanpa penguasaan matematika tidak mungkin seseorang dapat mempelajari dan mengembangkan ilmu lain. Roger Bacon, biarawan dan sekaligus filsuf dan ilmuwan Inggris Abad-13 menegaskan, “Neglect of mathematics works injury to all knowledge, since he who is ignorant of it cannot know the other sciences or the things of the world,” tandas Pak Bitman, yang saat ini dipercaya sebagai Kaprodi Pendidikan Matematika FKIP UKI.

Untuk membantu generasi muda mencintai Matematika itulah Prodi Pendidikan Matematika FKIP UKI menggelar Mathematics Challenge Festival (MCF) bagi Siswa/i SMA se-Jabodetabek. Festival berupa komptisi matematika yang dirancang mirip dengan olimpiade tahun 2016 ini dilakukan di Auditorium GWS UKI, Kampus Cawang.

“MCF ini merupakan program tahunan yang diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Matematika FKIP UKI sebagai salah satu cara meningkatkan minat siswa SLTA kepada Matematika, ujar Jitu Halomoan Lumbantoruan, M.Pd, Ketua Panitia Pelaksana kegiatan ini. “MCF 2016 ini diikuti oleh 270 siswa. Mereka berasal dari 87 SMA yang tersebar di wilayah Jabodetabek. Kompetisi ini berformat tes tertulis,. Dari 320 peserta, nantinya akan diambil 60 peserta yang berhak mengikuti tahap selanjutnya. Kemudian, dari 60 besar akan diseleksi lagi menjadi 5 besar. Lima besar kemudian diminta melakukan tes lagi untuk menentukan siapa Pemenang 1, 2, dan 3 serta Harapan 1 dan Harapan 2,” Pak Jitu, yang juga dosen di Prodi Matematika FKIP UKI menambahkan.

“Dilihat dari animo peserta, dibanding tahun lalu dengan peserta 149 siswa dari 50 SMA, ada peningkatan. Ini suatu hal yang menggembirakan. Kita sangat berharap semakin banyak generasi muda Indonesia yang mencintai dan mendalami Matematika. Syukur syukur, minat mnjadi guru matematika yang jempolan juga meningkat. Dengan demikian, bangsa kita akan semakin cepat maju dalam pengembangan pengetahuan, sains dan teknologi,” ujar Kerdid Simbolon, M.Pd. Wakil Dekan FKIP UKI, dalam sambutan pembukaan yang disampaikan mewakili Dekan FKIP UKI.

Pak Frans, salah guru pendamping menyampaikan bahwa sekolahnya mengirimkan enam siswa untuk mengikuti kompetisi ini. Para siswa tersebut dipilih berdasarkan hasil seleksi ketat di sekolah. “Kami mengambil siswa yang terbaik di kelasnya. Biasanya mereka yang peringkat 1, 2 dan 3.” Bagi Frans, MCF-UKI yang dilaksanakan Pendidikan FKIP-UKI ini merupakan ajang pelatihan bagi siswa-siswinya untuk mengikuti olimpiade sains nasional. Ia berharap siswa yang baru pertama kali mengikuti kompetisi semacam ini setidaknya dapat mengenal model dan bentuk soal-soal matematika yang sering dikompetisikan tingkat nasional.