Pencerahan Prodi Pendidikan Matematika FKIP UKI di Panti Asuhan Putra Maranatha

[Bandung, VoE FKIP UKI] Menjadi mahasiswa merupakan kesempatan yang harus disyukuri. Saat ini, yang berkesempatan menjadi mahasiswa hanyalah sekitar 4% dari seluruh rakyat Indonesia. Itulah sebabnya setiap mahasiswa harus mengembangkan diri melalalui pendidikan tinggi yang diperolehnya.

Setiap mahasiswa ditempa melalui Tri Darma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat) untuk menjadi kaum intelektual muda, yang mampu menjadi agen perubahan (change agent) dan agen pencerahan (enlightening agent), yang selalu menjadi garda terdepan untuk memperbaiki kondisi masyarakat dan bangsa.

Penjelasan itu diutarakan oleh Drs. Bitman Manullang, M.Pd. di sela-sela kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) Prodi Pendidikan Matematika FKIP UKI yang dilaksanakan di Panti Asuahan Putra Maranatha, Bandung, pada hari Senin hingga Rabu, 13-15 Februari 2017. “Kegiatan PkM merupakan kesempatan yang baik bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari, diteliti dan dilatih untuk mewujudkan fungsinya memperbaiki kondisi masyarakat. Bentuk PkM bisa beragam, namun perlu disesuaikan dengan bidang ilmu yang ditekuni oleh mahasiswa,” papar Pak Bitman yang saat ini menjabat sebagai Kaprodi Prodi Pendidikan Matematika FKIP UKI.

Pak Bitman menambahkan bahwa kegiatan PkM juga tidak harus terkesan super wah atau berbiaya mahal. Sebaliknya, PkM harus dirancang seefektif dan seefisien mungkin. Sebuah kegiatan yang memberikan sejuta manfaat jauh lebih baik daripada puluhan kegiatan namun tidak bermakna apapun bagi masyarakat. Oleh karena itu, perencanaan sebuah PkM memerlukan kreativitas dan inovasi agar PkM itu sesuai dengan kebutuhan dan bermanfaat bagi masyarakat penerima.

“Kegiatan PkM ini kami rancang dan selenggarakan sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan yang telah dijelaskan oleh Pak Kaprodi tadi. Selain untuk memberi pencerahan kepada adik-adik di Panti Asuhan Maranatha ini, PkM ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kepekaan mahasiswa terhadap kebutuhan masyarakat,” ujar Bapak Jitu Halomoan Lumbantoruan, M.Pd. yang dipercaya menjadi Ketua Panitia Pelaksana PkM ini.

Dalam sambutannya pada saat acara pembukaan, Pak Jitu yang juga merupakan staff dosen Prodi Pendidikan Matematika FKIP UKI, menjelaskan bahwa PkM yang dilaksanakan di daerah Pasir Kaliki, Bandung ini merupakan kelanjutan kegiatan sejenis yang selama empat tahun sebelumnya dilaksanakan di daerah Bekasi, Jawa Barat. Sesuai dengan permintaan pihak Panti Asuhan Putra Maranatha kegiatan PkM ini berfokus pada peningkatan motivasi belajar, pembelajaran Matematika yang efektif dan penataan ruang belajar untuk membentuk lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung.

Karena jenjang pendidikan anak-anak di Panti Asuhan Maranatha sangat variatif, meliputi SD dan SMP dan SMA, maka tenaga pembimbing yang diperlukan cukup banyak. Namun hal itu tidak manjadi masalah, karena rombongan Tim PkM yang berpartisipasi terdiri dari 26 mahasiswa dan 5 dosen Prodi Pendidikan Matematika FKIP UKI. Selama dua setengah hari, ke 31 personil itu dengan tekun memberikan bimbingan kepada kelompok anak-anak panti asuhan yang menjadi bimbingannya. Penataan ruang belajar dilakukan setengah hari penuh dengan cara bergotong royong oleh seluruh penghuni panti asuhan dan Tim PkM. Di acara penutup dilakukan pemberian bantuan berbagai alat peraga Matematika yang diproduksi oleh Laboratorium Matematika FKIP UKI, buku-buku pelajaran dan alat-alat tulis.

“Senang sekali dapat belajar dari Bapak dan Ibu dosen serta kakak-kakak mahasiswa dari FKIP UKI. Selama ini saya suka takut belajar Matematika. Tapi setelah diajarin oleh kakak-kakak mahasiswa ini, ternyata Matematika itu mennyenangkan. Pengennya, sih…bisa belajar lebih lama dengan mereka,” cetus salah satu peserta yang duduk di kelas 10, sesaat sebelum acara penutupan.

Seorang peserta lain yang masih duduk di kelas 7 mengatakan, “Saya suka belajar dengan Bapak, Ibu dan kakak-kakak mahasiswa dari UKI. Ngajarnya nyenengin. Sekarang saya jadi demen Matematik. Kalau boleh, ntar udah gede saya ingin jadi guru Matematik yang pinter seperti mereka.”