[Cianjur, VoE FKIP UKI] Aksi Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) FKIP UKI di Desa Rawaselang, Sindang Jaya, Cianjur pada pada tanggal 8–10 Maret 2018 membuat suasana Tiongkok terasa begitu kental di SMP Pusaka, yang menjadi lokasi utama PkM tersebut.
Dewi Sulitiyowati, M.Hum., Kaprodi Pendidikan Bahasa Mandarin menjelaskan, “Yang terkait dengan Mandarin relatif baru bagi warga Desa Rawaselang, termasuk bagi siswa/i SMP Pusaka. Oleh karena itu Panitia dan pihak sekolah sepakat kegiatan yang digelar Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin diprioritaskan pada pengenalan budaya dan seni Tiongkok. Oleh karena itu, Tim PKM Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin yang terdiri dari dosen dan mahasiswa mengemas program pengabdian ini dalam bentuk aktivitas penulisan Kaligrafi Tinghoa, pelatihan wushu, dan pembuatan Simpul Cina, dengan partisipan siswa/i SMP Pusaka.”
Penulisan Kaligrafi Tinghoa, yang dikenal dengan nama Hanzi (seni menulis tanda-tanda bahasa Mandarin dengan menggunakan kuas dan tinta), berlangsung seru. Dengan antusias, siswa/i yang dibagi dalam dua kelompok di dua ruangan kelas berbeda mengikuti penjelasan dan petunjuk yang diberikan. Meskipun pada awalnya terlihat sulit, berkat ketekunan mereka, dalam waktu sekitar satu jam para siswa berhasil menyelesaikan pelatihan itu. Dengan bangga, mereka menunjukkan hasil karyanya kepada Tim PkM. Bahkan, siswa/i yang telah menyelesaikan pekerjaaannya memberikan bantuan kepada teman-temannya yang belum berhasil.
Pelatihan Wushu berlangsung pada hari Sabtu, 10 Maret 2018 pagi. istilah Wushu berasal dari dua kata yaitu “Wu” (ilmu perang) dan “Shu” (seni). Jadi, Wushu pada hakikatnya merupakan seni untuk berperang atau seni beladiri (martial art). Setelah melakukan pemanasan, Tim PkM Mandarin kemudian memperagakan 10 gerakan Wushu yang diikuti oleh para peserta. Peragaan gerakan-gerakan itu diselingi penjelasan tentang esensi Wushu meningkatkan hidup sehat, selain itu untuk perlindungan diri. Uniknya, Tim PkM dari program studi lain, dengan serius, juga mengikuti pelatihan ini.
Pembuatan Simpul Cina dilakukan setelah kegiatan Wushu. Kali ini, peserta dilatih membuat gelang dengan bahan dasar tali dan hiasan mote-mote. Dengan bekerja secara kelompok (5 anggota/kelompok) para peserta berhasil membuat simpul yang cukup cantik. Dengan sukacita, mereka mengenakan gelang buatan mereka sendiri itu sebagai kenang-kenangan.
Tinggalkan Balasan