Teknologi sebagai Alternatif untuk Menjawab Tantangan Penerapan “Extensive Reading”

[Jakarta, VoE FKIP UKI] Berbagai hasil penelitian dan pengalaman membuktikan bahwa Extensive Reading yang diimplementasikan dengan baik sangat efektif untuk mendukung keberhasilan pembelajaran Bahasa kedua atau Bahasa asing. Selain memperkaya kosa kata, meningkatkan kecepatan serta pemahaman membaca dan mengembangkan kemahiran menulis, Extensive Reading juga membangun sikap positif, kepercayaan diri dan motivasi siswa dalam pembelajaran. Oleh karena itu, Extensive Reading sangat baik dan perlu diimplementasikan.

ER-PP2Paparan itu diungkapkan oleh Parlindungan Pardede ketika memulai presentasinya dalam Simposium bertajuk “The Power of Extensive Reading” yang diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP-UKI pada hari Jumat, 6 Juni 2018 di Ruang video Conference, Kampus UKI Cawang, Jakarta Timur. dengan menghadirkan Dr. Rob Waring (salah seorang Direktur Eksekutif ERF), Dr. Willy A. Renandya (juga salah seorang Direktur Eksekutif ERF) dan Yusefa Iswandari (Presiden IERA) sebagai narasumber tamu.

Parlindungan Pardede, yang saat ini dipercaya sebagai Dekan FKIP-UKI memaparkan bahwa tiap  siswa harus membaca buku, artikel, atau bahan lainnya sebanyak 200,000 kata atau lebih dalam setahun agar untuk memperoleh  manfaat yang ditawarkan Extensive Reading. Teks sebanyak itu tidak mencakup buku-buku teks yang diwajibkan dalam pembelajaran atau perkuliahan, karena Extensive Reading dilakukan di luar kelas.

“Diperlukan berbagai tipe dan tingkat kesulitan bacaan untu memfasilitasi Extensive Reading  sebuah kelas yang mungkin terdiri dari 25 hingga 30 siswa. Karena membutuhkan biaya yang besar, hal ini seringkali menjadi kendala, Selain itu, untuk memastikan bahwa semua siswa benar-benar membaca dan membantu mereka yang menemukan kesulitan membaca bukanlah tugas yang mudah bagi guru,  karena Extensive Reading dilakukan di luar jam pembelajaran di kelas. Yang tak kalah penting adalah kenyataan bahwa siswa saat ini tidak hanya membaca teks cetak tetapi juga teks dijital. Oleh karena itu, Online Extensive Reading (OER) atau Extensive Reading berbasis teknologi informasi dan komunikasi perlu dimanfaatkan sebagai alternatif,” papar Pak Dekan yang akrab dipanggil pak Parlin ini.

“Terdapat dua pilihan yang bisa kita ambil untuk menyelenggarakan OER. Pertama, kita bisa menggunakan perpustakaan virtual yang menyediakan bahan bacaan bertingkat (graded reading) dan sistem manajemen pembelajaran atau Learning Management System (LMS) seperti Xreading. Setelah mendaftar dan membayar sebagai pengguna perpustakaan virtual itu, melalui komputer, laptop atau hand phone, setiap siswa memiliki akses untuk membaca dan mengerjakan kuis atau menuliskan respon. Kedua, kita dapat membuat perpustakaan virtual sendiri dengan cara mengumpulan link-link bahan bacaan dalam sebuah web yang kita miliki untuk diakses oleh siswa kita. Lalu pada halaman lain kita bisa menyiapkan tempat bagi siswa untuk mengerjakan kuis atau menuliskan respon, seperti yang dilakukan oleh Pino-Silva,” imbuh Pak Parlin.

Sesi presentasinya diakhiri oleh Pak Parlin dengan memaparkan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan pemanfaatan perpustakaan virtual untuk  Extensive Reading, baik perpustakaan virtual berbayar yang telah tersedia di internet maupun yang dibuat sendiri oleh guru.

“Yang jelas, kita harus selalu berupaya menggunakan kreativitas dan bantuan teknologi untuk mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam setiap pembelajaran bagi generasi muda yang kita didik”, tegas Pak Parlin mengakhiri presentasinya.

ER-PP1

File presentasi Pak Parlin bisa didownload dari:

https://parlindunganpardede.wordpress.com/2018/07/02/online-extensive-reading/

4 respons untuk ‘Teknologi sebagai Alternatif untuk Menjawab Tantangan Penerapan “Extensive Reading”

Add yours

  1. Penelitian bidang extensive reading dengan hubungannya dengan teknologi perlu dikaji, apakah sudah memang benar benar layak dalam konteks di Indonesia. Kita tidak mau kita hanya menjadi pemberhasil program-program luar negeri saja.

    Suka

  2. Untuk membuat masyarakat membaca buku telah dilakukan berbagai terobosan. sudah puluhan bahkan ratusan tahun dicoba menggunakan huruf yg menarik, memasukkan gambar dan ilustrasi lain, membuat berbagai lay out, dan mencoba berbagai ukuran kertas. Semua belum menjamin banyak orang senang membaca.
    Sekarang muncul teks online. Tentu diperlukan juga berbagai terobosan agar media baru ini semakin mendorong orabg membaca. Sebagai media berbasis teknologi yg terus berkembang, teks online sangat potensial dijadikan sarana untuk memberdayakan masyarakat senang membaca.
    Jadi, saya sepakat Onlune Ext. Rdg. adalah alternatif terbaik untuk mendampingi atau menggantikan Ext. Rdg konvensional (berbasis teks cetak).

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Blog di WordPress.com.

Atas ↑